Sabtu, 02 Juni 2012

Japanese traditional instrument ❤

SHAMISEN


Sejarah SHAMISEN

Shamisen atau samisen (三味線) merupakan alat musik dawai yang berasal dari negri sakura, Jepang. Shamisen mempunyai 3 dawai dengan ketebalan berbeda. Dawai yang paling tebal menghasilkan suara yang paling rendah dan dawai yang paling tipis menghasilkan suara yang paling tinggi.Biasanya dimainkan dengan cara dipetik menggunakan sejenis pick yang disebut bachi.
Di dunia musik Jepang abad modern (kinsei hōgaku) dikenal genre jiuta dan sōkyoku (sankyoku). Shamisen dikenal juga sebagai san-gen (三弦, 三絃, tiga senar), sedangkan di daerah Okinawa Shamisen dikenal dengan sebutan sanshin (三線).
Orang Jepang kerap tergetar ketika melihat bentuk shamisen yang sangat indah, bahkan ada yang berkata bahwa bentuk ini terinspirasi dari bentuk tubuh wanita. Di antara bagian badan dan dawai ada KOMA sebagai penghasil suara shamisen. Waktu memainkan shamisen kita harus memegang BACHI-pemetik dawai- dengan tangan kanan, dan menyapu dawai dari arah atas ke bawah atau dari arah bawah ke atas dengan ujung bachi sehingga mengeluarkan suara. SAO adalah bagian penampang kayu (fingerboard/neck) yang dipegang oleh tangan kiri. Pada bagian sao tidak ada tanda untuk menunjukkan posisi tempat pegangan, tidak seperti gitar yang mempunyai fret. Pemain dapat menghasilkan suara shamisen yang tepat dengan mengandalkan intuisi serta pendengaran yang dihasilkan dari pengalamannya. Bagian yang dipegang untuk menghasilkan suatu nada di dalam Sao disebut TSUBO atau KANDOKORO. Tangan kiri pemain bukan hanya menekan dawai, tetapi juga menjepit dan meluncurkan jari serta menggoyangnya untuk merubah nada. Cara lain adalah dengan mengetuk dan memetiknya.
Shamisen terbuat dari KOBOKU atau Red Sanders sejenis kayu yang sangat keras berasal dari India Selatan, gunanya untuk menahan kuku pemain yang mencengkeram kuat. Sedangkan dawainya terbuat dari sutra dan DO atau bagian badan shamisen dibuat dari kulit binatang. Memang hampir semua alat musik tradisional Jepang seperti shamisen dibuat dari bahan-bahan alami. Shamisen yang dimainkan menggunakan BACHI (pemetik dawai) berasal dari SANSHIN, alat musik tradisional daerah OKINAWA (daerah paling selatan di Jepang) yang menggunakan kulit ular. Pada abad 16, Shanshin sudah populer di Okinawa dan bentuk ini berkembang menjadi shamisen khas Jepang yang dikenal saat ini. Shamisen berkembang sebagai alat musik di antara kalangan rakyat biasa.
Musik shamisen memiliki berbagai genre dan ada beberapa jenis alat shamisen yang ukuran dan ketebalannya berbeda. Genre musik Shamisen yang yang paling dikenal adalah kategori “JIUTA”. Ada jenis musik shamisen yang berkembang sebagai pengiring atau suara efek di teater, tetapi “JIUTA” ini berkembang sebagai musik murni yang dimainkan bersama KOTO atau SHAKUHACHI, alat musik tiup tradisional Jepang. “SANKYOKU” adalah salah satu bentuk musik “ansambel” yang dimainkan menggunakan tiga alat musik tradisional Jepang yaitu SHAMISEN, KOTO dan SHAKUHACHI. Diperlukan waktu cukup lama sampai terlahir ansambel tiga alat musik ini karena masing-masing sudah dikenal masyarakat sebagai alat musik tunggal. Namun demikian, bergabungnya tiga alat musik ini, justru menghasilkan kualitas musik yang lebih kaya dan meluas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar